Sukses

Dirut PLN Bantah Tidak Efisien

Dirut PLN Fahmi Mochtar mengaku krisis listrik terjadi karena pasokan yang relatif stagnan, sedangkan permintaan naik. Sementara itu, SKB pengalihan waktu kerja bagi industri ditandatangani.


Liputan6.com, Jakarta: Jangan heran kalau di berbagai daerah belakangan ini sering terjadi pemadaman listrik. Pemadaman terpaksa dilakukan karena cadangan setrum milik Perusahaan Listrik Negara saat ini hanya 20 persen. Padahal, syarat minimum agar listrik tetap menyala jika ada pembangkit yang rusak atau sedang dirawat adalah 30 persen.

Namun, pengamat kelistrikan Tri Mumpuni melihat krisis listrik yang saat ini terjadi karena PLN tidak efisien. Untuk itu, menurutnya PLN perlu diaudit.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar mengaku audit di PLN sudah dilakukan tiap bulan. Dia juga membantah krisis listrik terjadi karena PLN tidak efisien, melainkan karena permintaan yang naik tinggi, sedangkan pasokan relatif stagnan.

Sementara itu, pemerintah akhirnya menandatangani Surat Keputusan Bersama tentang pengalihan waktu kerja bagi industri guna menghemat konsumsi listrik. SKB lima menteri ini rencananya akan segera diberlakukan mulai 21 Juli mendatang, terutama bagi industri yang selama ini menjadikan hari Sabtu dan Ahad sebagai hari libur.

Namun, pihak pengusaha sekali lagi meminta kepastian pasokan listrik yang konsisten dari PLN serta kepastian bahwa mereka dibebaskan dari kewajiban membayarkan lembur pekerja pada hari Sabtu dan Ahad. Sedangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla menjamin bila program ini dilaksanakan tidak akan ada lagi pemadaman listrik hingga akhir tahun [baca: Wapres: Tahun Depan Tak Ada Pemadaman Listrik].(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini