Sukses

Gudang Penimbun Kedelai Digerebek

Polwiltabes Surabaya menggerebek gudang milik PT Cargil Indonesia karena menjadi tempan menimbun kedelai. Polisi menemukan 13 ribu ton senilai Rp 90 miliar yang tidak dilengkapi dokumen impor.

Liputan6.com, Surabaya: Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya menggerebek gudang milik PT Cargil Indonesia di Jalan Dupak Rukuk Surabaya, Jawa Timur, Jumat (25/1). Diduga sebanyak 13 ribu ton kedelai yang ada di gudang merupakan bagian dari penimbunan.

Dari data yang ada, PT Cargil Indonesia telah mengimpor kedelai dari Amerika Serikat sebanyak 22 ribu ton sejak November 2007. Namun saat ini polisi hanya menemukan 13 ribu ton senilai Rp 90 miliar yang tidak dilengkapi dokumen impor.

Dari hasil penggerebekan ini, polisi akan memanggil satu per satu pekerja gudang. Polisi juga akan memeriksa pemilik gudang yang saat ini berada di Jakarta. Jika nantinya terbukti bersalah, polisi akan menyegel gudang milik perusahaan asing tersebut.

Sementara itu tak banyak pilihan yang harus dihadapi produsen tempe selain tetap berproduksi meski untung tipis bahkan hanya balik modal. Sumiati, misalnya. Dia terus memproduksi meski untung belum didapat akibat harga kedelai masih di atas Rp 7.000 per kilogram.

Apa yang dialami Sumiati dampak dari liberalisasi dan ketidaksiapan pemerintah. Di saat petani memiliki kemampuan mengembangkan kedelai lokal, tak ada insentif sehingga mereka enggan menanam kedelai. Pemerintah hanya berpikir pendek ketika kekurangan impor adalah jalan keluarnya.

Saat perekonomian dunia melemah seperti sekarang ini tidak banyak yang dapat dilakukan. Namun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih bisa memaklumi. Pasalnya tidak hanya Indonesia yang mengalami keadaan seperti saat ini [baca: Harga Kedelai Masih Mahal].

Program stabilisasi dengan memperluas lahan kedelai dan pemberian insentif bagi petani seperti subsidi bibit unggul dan pupuk akan dicanangkan tahun ini. Diharapkan program ini mengurangi ketergantungan kedelai impor meski program semacam ini bukan hal baru.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini