Sukses

Menanti Pelatihan Genjot Becak Ala Sandiaga Uno

Sehari sebelumnya, Sandi menelorkan gagasan untuk memberi pelatihan kepada penarik becak, bukan kepada anggota komunitas sepeda.

Liputan6.com, Jakarta Pemprov DKI Jakarta sangat bersemangat menyambut kembalinya becak beroperasi di Ibu Kota. Bahkan, banyak program yang tengah digagas Pemprov DKI agar saat dimulainya operasional becak, tampilan moda transportasi akan akan berbeda dan menarik hati.

Misalnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang berencana memberikan pelatihan khusus bagi pengendara becak di Ibu Kota. Dia mengatakan bakal membuat pelatihan menggenjot becak.

Sandiaga mengatakan, pelatihan yang ia maksud adalah pelatihan menggenjot becak di bawah naungan program OK OCE. Menariknya, dalam pelatihan ini abang becak akan menjadi pelatih bagi anggota komunitas sepeda.

"Kami ingin mereka (penarik becak) naik kelas juga. Mungkin suatu saat mereka jadi trainer juga di OK OCE, karena sekarang banyak komunitas sepeda di mana-mana. Sementara ini para penarik becak sangat mahir dalam tentunya menjaga kayuhannya," kata Sandiaga di Kantor Camat Koja, Jakarta Utara, Sabtu (27/1/2018).

Dalam pelatihan ala Sandiaga ini, nantinya pengemudi becak akan melatih anggota komunitas sepeda tentang cara menggenjot sepeda yang baik. Dengan menjadi pelatih komunitas sepeda, Sandiaga berharap beberapa pengendara becak bisa naik kelas lewat OK OCE.

"Pelatihannya yang di sini OK OCE, bagaimana mereka bisa memberikan nuansa untuk naik kelas. Mereka kan sudah biasa menggenjot, mungkin bisa melatih para penggemar sepeda. Ada lebih dari 300 komunitas sepeda di DKI, kalau bisa menyerap satu atau dua penarik becak ini kan bisa terasimilasi mereka," ucap Sandiaga.

Ini merupakan gagasan terbaru Sandi terkait akan segera beroperasinya becak di Jakarta. Padahal, sehari sebelumnya, dia juga menelorkan gagasan untuk memberi pelatihan kepada penarik becak, bukan kepada anggota komunitas sepeda.

"Kita akan berikan pelatihan, kita pastikan mereka sesuai," kata Sandiaga di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Jalan Kuningan Barat, Jakarta Selatan, Jumat 26 Januari 2018.

Dia juga mengatakan, pihaknya terlebih dulu akan mendata jumlah becak yang ada di Jakarta dan memberikan pelatihan khusus bagi mereka.

Tukang becak menunggu pendataan di Kolong Flyover Bandengan Utara, Jakarta, Kamis (25/1). Kebijakan Gubernur Anies Baswedan memperbolehkan becak beroperasi di Jakarta, telah menarik perhatian tukang becak dari luar Jakarta. (Liputan6.com/Arya Manggala)

"Sekarang becak sudah dikunci, kita angka sudah jelas dan akan adakan pelatihan-pelatihan. (Pelatihan) ya mungkin salah satunya adalah tentang standar pelayanan olahraga gimana cara menggenjot yang bagus," ucap Sandiaga.

Tidak jelas juga, apakah pelatihan tentang cara menggenjot yang baik itu sebenarnya akan dikhusukan bagi penarik becak atau anggota komunitas sepeda. Sebab, hanya berjarak satu hari, gagasan pelatihan dari Sandi sudah berbeda sasaran, antara penarik becak dan anggota komunitas sepeda.

Yang jelas, Sandi memang berharap banyak terhadap moda transportasi tanpa mesin ini. Apalagi Sandiaga juga mengaku bahwa ia mendapatkan kunjungan profesor dari Universitas Cardiff, Inggris.

Profesor itu mengatakan bahwa becak bisa menjadi alternatif transportasi publik yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi udara.

"Kemarin ada profesor yang melihat bahwa sustainable world of transportation ke depan, yaitu untuk transportasi berbasis ramah lingkungan itu salah satunya adalah becak ya, tapi bukan becak-becak yang kaya dulu itu," jelas Sandi.

Dia mengatakan sudah melihat contoh bentuk becak yang beroperasi di New York, Amerika Serikat untuk dijadikan contoh dan kajian tentang becak yang ramah lingkungan.

"Mereka melihat bahwa ini (becak) bisa menggantikan motor yang ada di DKI, jadi lebih ramah lingkungan, tidak mencemari, polusi dan lain sebagainya," kata Sandiaga.

Namun, alih-alih menghadirkan becak yang baru dan ramah lingkungan, kabar yang santer terdengar adalah akan berdatangannya para penarik becak dari luar Ibu Kota menuju Jakarta. Hal inilah yang dinilai akan membuat Ibu Kota bakal makin semrawut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Larang Becak Masuk Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, pihak Satpol PP telah menghalau sejumlah tukang becak yang datang dari luar kota beberapa hari lalu untuk pulang kembali ke daerah asal mereka. Namun, Anies mengaku belum bisa memastikan dari daerah mana saja becak-becak tersebut.

"Satpol PP memantau dan mereka sempat mendapatkan ada beberapa becak yang belum sampai turun, truknya sudah disuruh kembali. Itu kira-kira Selasa. Enggak ingat saya (dari) daerah mana tapi mereka datang, ketahuan terus disuruh pulang," ujar Anies di Balai Kota Jakarta, Jumat 26 Januari 2018.

Menurut dia, kedatangan para tukang becak pendatang itu mendapat penolakan dari para tukang becak di Jakarta.

"Dan apa yang terjadi, becak-becak yang di sini pun menolak. Jadi, kita cepat dapat laporan karena becak yang berada di sini pun tidak menghendaki kedatangan becak baru," kata Anies.

Dia mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mendata becak-becak yang akan mendapat izin beroperasi di Jakarta. Hanya saja, dia belum bisa memastikan jumlah total becak tersebut. Namun, nantinya jika jumlah becak yang diizinkan beroperasi sudah diketuk palu, maka tidak akan ada lagi penambahan.

"Enggak (ada penambahan), udah itu aja. Kalau tidak salah ada sembilan kelurahan yang didatangi dari 267 kelurahan yang di situ diidentifikasi ada becak-becak termasuk beberapa ada di selatan. Dapat laporan ada di sekitar Ciganjur," ujar Anies memungkasi.

Sementara Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno kembali menegaskan, becak-becak yang datang dari luar Jakarta akan dilarang dan dipulangkan kembali ke daerah asal oleh Pemprov DKI.

"Becak yang datang dari daerah wilayah Indonesia ke Jakarta tak diperbolehkan, jadi akan dipulangkan jadi yang kami lakukan adalah mendata yang sudah ada di Jakarta, ber-KTP DKI dan diberi pelatihan, dikasih stiker," kata Sandiaga.

Saat ini, kata dia, Pemkot Jakarta Utara tengah mendata pengendara becak. Data sementara terdapat tak lebih dari 500 becak di Jakarta.

"Jumlahnya enggak lebih dari 500 menurut Pak Wali, jadi dan mayoritas ada di Jakarta Utara. (Pendataan) ini bentuk dari kita memastikan meningkatkan kesejahteraan mereka. Selama ini belum terpikirkan kesejahteraan mereka. Ini sudah tertunda dari 2012 mereka menunggu realisasi," tandas Sandiaga.

Petugas melakukan pendataan terhadap tukang becak di Kolong Flyover Bandengan Utara, Jakarta, Kamis (25/1). Becak-becak yang sudah didata ditempelkan stiker berlogo Pemprov DKI dan bertuliskan

Sedangkan Satpol PP dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta menegaskan bakal menjaga perbatasan Ibu Kota untuk menghadang becak yang datang dari dari luar kota.

Kepala Satpol PP DKI Jakarta Yani Wahyu mengatakan, Selasa 23 Januari lalu pihaknya menangkap satu truk berisi becak-becak yang diduga berasal dari Indramayu, Jawa Barat.

"Saya sama Dishub akan jagain (perbatasan), kalau masuk Jakarta kita sita. Nanti kita koordinasi dengan Dishub. Dia masuk, kita tangkep," kata Yani saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Penghadangan truk berisi becak dilakukan satpol PP di daerah Pekojan, Tambora, Jakarta Barat. Mereka kepergok ketika berada di jalan besar. Sementara, becak tidak boleh beroperasi di jalan besar.

Ini sesuai dengan perda pelarangan becak yang saat ini masih berlaku.

"Saya usir kalau dia masuk Jakarta, saya tangkep. Pokoknya becak masuk Jakarta saya tangkep, sita karena melanggar perda. Karena saat ini perdanya masih melarang, membuat, merakit, mengoperasionalkan becak," ucap Yani.

Penangkapan becak yang datang dari luar kota, lanjut dia, sesuai dengan instruksi Gubernur DKI Anies Baswedan. Menurut dia, Anies hanya mengizinkan becak asli Jakarta beroperasi di jalan kampung saja.

"Kan ada kebijakan bapak kita pak gubernur. Supaya diatur menjadi transportasi lingkungan, dekat pasar pasar. Enggak boleh di jalan umum, bikin macet. Pak Gubernur maunya di jalan-jalan dalem, di kampung," tandas Yani.

 

3 dari 3 halaman

Becak Impian Sandiaga

Setelah puluhan tahun dilarang, Pemprov DKI mewacanakan untuk kembali membolehkan becak beroperasi di Ibu Kota. Moda transportasi itu akan melayani warga di perkampungan, tidak di jalanan utama Ibu Kota.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menilai, becak memiliki daya tarik tersendiri untuk menggaet wisatawan. Nantinya, kendaraan tanpa timbal itu dapat menunjang pariwisata Jakarta.

"(Becak) untuk pariwisata kita sambungkan dengan beberapa destinasi wisata kita. Itu yang jadi pemikiran," kata Sandi di Balai Kota Jakarta, Senin, 15 Januari 2018.

Dia mengatakan, keberadaan becak untuk menggaet wisatawan juga diterapkan di negara-negara maju, seperti di Amerika Serikat. Model seperti itu yang akan ditiru Sandiaga untuk diterapkan di Jakarta.

"Becak-becak itu di-keep di satu rute yang khusus, bingkai pariwisata. Jadi (becak Jakarta) untuk event-event khusus di mana jalan ditutup dengan rute yang khusus, tentunya tidak di jalan raya. Bukan kita membayangkan becak yang model tahun 70-an," ujar dia.

Menurut Sandi, saat ini kendaraan menyerupai becak masih beroperasi di kawasan Jakarta Utara. Adanya becak itu juga dinilai dapat membuka lapangan pekerjaan warga.

Struktur becak di AS berbeda dengan milik Indonesia. Pedicab di AS memosisikan pengemudi di depan penumpang. Namun begitu, pedicab menjamin penumpang bisa melihat sekeliling dengan leluasa (clear view). Hal ini berhubungan dengan konsep wisata yang diusung New York pedicab.

Pedicab juga memiliki pelindung di atas kepala penumpang yang bisa diturunkan maupun dinaikkan sesuai permintaan penumpang. Kendaraan ini lengkapi lampu di bagian ujung bawah kanan dan kiri depan maupun belakang tempat duduk penumpang.

Aktifitas becak di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (16/1). Anies beralasan dengan beroperasinya becak, keadilan peluang ekonomi kembali didapatkan warga yang tersingkir karena kebijakan larangan operasional. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kendaraan itu berseliweran di kota-kota besar, seperti New York, Washington DC, dan Pilidelphia. Jenis kendaraan ini terbilang transportasi elite. Ini lantaran tarif yang dipatok bisa menguras isi kantong.

Dalam video VOA dijelaskan, tarif becak di New York dihitung berdasarkan per menit. Dalam satu menit, tarif yang dipatok antara 3 hingga 7 dolar Amerika Serikat. Tentunya wisatawan akan merogoh kocek lebih dalam kala kondisi lalu lintasnya macet. Sebab, kala lalu lintas tersendat akan memakan waktu lebih lama.

Berbeda di Washington DC, transportasi becak di tempat ini tidak menggunakan tarif per menit atau per blok. Tarif becak dihitung secara borongan kepada wisatawan yang akan mengunjungi beberapa museum dan monumen. Tarifnya pun fantastis. Bisa mencapai 60 dolar Amerika Serikat.

Namun begitu, pekerjaan mengayuh becak di Amerika Serikat tidak dijadikan sebagai pendapatan utama. Mereka yang menjadi tukang becak umumnya masih berusia muda, dan berasal dari mahasiswa yang menghabiskan liburan musim panas maupun semi.

Nah, bisakah becak Jakarta menyaingi kenyamanan serta tarif becak di New York. Mungkin karena ingin menuju ke tahap itulah Sandi sangat bersemangat melatih kembali penarik becak tentang cara menggenjot alat transportasi ini dengan baik.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.