Sukses

Terkuaknya Ritual Seks Gatot Brajamusti

Perilaku menyimpang Aa Gatot justru terungkap dari salah seorang murid setianya.

Liputan6.com, Jakarta - Rentetan kasus yang menimpa Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Gatot Brajamusti terus bertambah. Mulai dari narkoba, kepemilikan satwa langka, hingga senjata api ilegal. Belum juga kasus-kasus itu beres, masalah lain yang tak kalah berat menyasar pria yang akrab disapa Aa Gatot ini.

Kali ini soal dugaan pencabulan yang dilakukan pria yang disebut-sebut menjadi guru spiritual di kalangan artis dan sejumlah orang penting di Tanah Air.

Dugaan itu berawal ketika seorang wanita muda berinisial C mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, pukul 20.00 WIB, Kamis, 8 September 2016. Dia melaporkan dugaan pemerkosaan oleh Gatot.

"Kejadian itu pertama kali saat klien saya ini masih berumur 16 tahun 10 bulan. Saat itu tahun 2007 sampai 2011," ujar pengacara C, Sudharmono Saputra, di Mapolda Metro Jaya pada malam itu.

Menurut dia, akibat perbuatan pria yang biasa disapa Aa Gatot itu,‎ C melahirkan seorang bayi dari hubungannya dengan guru spiritualnya itu. Namun, Gatot tidak mau mengakui anak tersebut sebagai darah dagingnya.

"Akhirnya klien saya hamil dan punya anak, anaknya ini tidak pernah diakui oleh Gatot. Tapi Gatot pernah ngomong ke beberapa saksi kalau itu adalah anaknya," tutur Sudharmono.

Tak mau membuang waktu, polisi langsung menindaklanjuti laporan itu. Sampai saat ini, delapan orang sudah bersaksi. Mereka menyatakan Gatot memang seorang pemerkosa. Polisi sendiri sudah mengantongi beberapa keterangan dan bukti. Berkasnya segera diserahkan ke kejaksaan negeri.

"Hasil yang kami dapat dari pemeriksaan saksi-saksi signifikan, ada dua saksi lainnya yang mengaku melihat kejadian itu (pencabulan)," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono di Mapolda Metro Jaya, Kamis, 22 September 2016.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Titik Terang

Titik terang terungkap saat pemeriksaan salah satu murid Gatot, Elma Theana. Selain itu, tiga saksi tiba-tiba datang dan membuat kasus ini makin jelas. "Awalnya Elma yang dijadwalkan untuk diperiksa. Tapi ada tiga orang saksi yang datang sendiri ke kami untuk diperiksa," lanjut Awi.

Sayangnya, Awi tak menyebutkan tiga saksi itu. Karena alasan hukum, korban kasus asusila memang tak layak diungkap ke publik.

Namun, selang berapa hari, satu saksi yang terungkap, yaitu artis Reza Artamevia.  Menurut Awi, keterangan Reza sangat dibutuhkan untuk mengonstruksi hukum terkait laporan dugaan pencabulan oleh Gatot.

Apalagi, Reza juga dianggap memiliki kedekatan dengan pria yang biasa disapa Aa Gatot itu. Bahkan salah satu korban yang melapor ke Polda Metro Jaya menyebutkan, Reza berada di lokasi saat dugaan pemerkosaan yang dilakukan Aa Gatot terjadi.

"Reza dipanggil karena pernah berguru di padepokan Aa Gatot. Jadi kami menganggap dirinya berkompeten menjadi saksi dalam kasus ini," ucap Awi.

Reza pun akhirnya diperiksa polisi. Berstatus sebagai saksi, ia dicecar sebanyak 39 pertanyaan dalam pemeriksaan yang berlangsung selama 6 jam itu. Meski mendapat jumlah pertanyaan tak sedikit, Reza merasa tak tertekan.

"Di dalam semua penyidik baik banget, karena sesama wanita jadi ngobrolnya enak. Suasananya nyaman lah kekeluargaan," kata Reza Artamevia.

Terkait materi pertanyaan yang diajukan, Reza enggan menyampaikan secara terbuka. Begitu juga dengan kuasa hukumnya yang enggan membeberkan apa saja pertanyaan yang disampaikan penyidik kepada kliennya itu.

3 dari 5 halaman

Reza Akui Ritual Seks Aa Gatot

Rasa penasaran publik pun akhirnya terjawab, Polisi mengungkap, dari hasil pemeriksaan, Reza mengakui bahwa ada tindak pencabulan yang dilakukan oleh Aa Gatot. Tak hanya itu, yang mengagetkan, Reza juga mengakui adanya praktik seks menyimpang oleh guru spiritualnya itu.

"Yang jelas kalau ditanya, pelecehan memang Ada. Reza melihat, mengiyakannya," ucap Kombes Awi Setiyono, Selasa, 27 Agustus 2016.

Praktik seks menyimpang itu, kata Awi, juga disaksikan asisten rumah tangga Aa Gatot. "Makanya istilahnya ada threesome," kata Awi.

Dengan demikian, kata Awi, alat bukti berupa keterangan saksi terpenuhi. Penyidik masih melengkapi alat bukti lainnya. Undang-undang mengamanatkan bahwa minimal dua alat bukti terpenuhi untuk menjerat Aa Gatot dengan dugaan pemerkosaan.

4 dari 5 halaman

Reza Pelaku atau Korban?

Sejauh ini, Awi mengatakan hanya ada satu korban yang baru melapor, yaitu wanita berinisial CT. Wanita itu mengaku disetubuhi Aa Gatot selama bertahun-tahun. Namun rupanya, polisi menemukan bukti-bukti baru.

"Kami perkirakan ada beberapa korban yang belum lapor. Dengan pengembangan ini, benang merahnya akan kami tarik terus sampai tuntas," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono di kantornya, Selasa, 27 September 2016.

"Korban saat ini masih tiga orang. Kami akan selidiki apakah Reza juga korban (pencabulan) atau tidak," Awi Setiyono menambahkan.

Nantinya, korban-korban Gatot akan dipanggil ke Mapolda Metro Jaya guna pengembangan lebih lanjut. "Nanti kami libatkan korban-korban ini untuk memberikan kesaksian sebagai saksi mahkota. Untuk saksi-saksi baru sejauh ini belum ada dari kalangan artis. Tapi masih kami telusuri artis-artis yang menjadi pasiennya," Awi.

Namun demikian, pengakuan sebaliknya justru datang dari CT, perempuan yang diduga menjadi salah satu korban Aa Gatot. Melalui Kuasa hukumnya, dia mengatakan Reza bukan korban, namun juga menjadi salah satu pelaku.

"Dia (Reza Artamevia) juga pelaku. Karena dia juga membantu Aa Gatot kok," kata kuasa hukum CT, Rhony Sapulette, via telepon, rabu ini.

Rhony Sapulette mengatakan hal tersebut berdasarkan keterangan yang dia dapat dari para kliennya.

5 dari 5 halaman

Bagaimana Ritual Seks Dilakukan?

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, sebelum melakukan ritual seksnya, Gatot Brajamusti terlebih dahulu memberikan sabu agar pasien atau muridnya tersebut tak sadarkan diri.

"Dari keterangan korban, mereka diberikan aspat terlebih dahulu untuk mengusir jin. Tapi pada kenyataannya aspat itu sabu. Setelah dicekoki sabu, barulah mereka dicabuli," ungkap Awi.

Dalam hal pemakaian aspat atau sabu itu pun Gatot Brajamusti sudah terlihat indikasi pencabulan. Sebab, pemakaian sabu di padepokan Brajamusti milik Gatot dari mulut ke mulut. "Dari mulut ke mulut, Aa GB mengisap sabu, lalu memberikan ke korbannya dari mulut ke mulut. Itu modusnya," sambung Awi Setiyono.

Menurut Awi Setiyono, apa yang dilakukan oleh Gatot Brajamusti bukanlah hal yang normal. "Karena dia pakai sabu, jadi akal sehatnya sudah enggak normal. Ini yang kami buktikan dari hasil penyelidikan," Awi Setiyono menambahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini