Sukses

Ini 7 Tanda Kalau Pekerjaan dan Karier Mengambil Alih Hidup Anda

Hati-hati, kenali tanda-tanda berikut yang menunjukkan pekerjaan dan karier Anda telah mengambil alih kehidupan.

Liputan6.com, Jakarta Berdedikasi terhadap pekerjaan dan karier bukan merupakan hal yang salah. Sebab ini erat kaitannya dengan jenjang karier kita. Semakin rajin dan berdedikasi dalam bekerja, otomatis kita akan semakin cepat mencapai puncak karier.

Tapi ingat, segala sesuatu yang berlebihan itu pasti tidak akan baik. Termasuk untuk urusan pekerjaan. Terlalu banyak bekerja juga bisa menimbulkan dampak negatif dalam hidup Anda. Bukan hanya kesehatan yang bisa terganggu, kehidupan sosial Anda pun bisa menjadi tak seimbang. Percuma karier cemerlang kalau pada akhirnya Anda tidak lagi memiliki teman atau keluarga yang bisa diajak berbagi.

Sebelum terlambat, lekas kenali tanda-tanda berikut yang menunjukkan pekerjaan telah mengambil alih hidup Anda yang sudah dirangkum oleh DuitPintar.com.

1. Kerja lebih dari 9 jam sehari
Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, setiap perusahaan hanya boleh mewajibkan karyawan untuk bekerja selama delapan jam sehari untuk lima hari kerja dan tujuh jam sehari bagi yang bekerja enam hari dalam seminggu.

Kalau ada pekerjaan yang mengharuskan pekerja menghabiskan waktu lebih dari durasi tersebut, biasanya akan diberi kompensasi lebih atau uang lembur oleh perusahaan.

Saat kita sudah bekerja lebih dari sembilan jam setiap harinya, itu artinya kita telah membiarkan waktu kita didominasi oleh pekerjaan. Kalau hanya sesekali mungkin tidak masalah, tapi, kalau setiap hari?

Itu tandanya ada yang salah dengan cara kita mengelola waktu dan pekerjaan. Coba telaah lagi, jika kita ternyata workaholic, ada baiknya dikurangi. Banyak hal lain selain pekerjaan yang juga butuh perhatian kita, seperti keluarga dan teman-teman dekat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Bekerja saat akhir pekan dan hari libur

Pertanda jelas lainnya yang memperlihatkan bahwa hidup kita tidak seimbang adalah ketika sudah tidak bisa membedakan antara hari kerja, akhir pekan, dan hari libur. Semua hari digunakan untuk bekerja. Apa ini sehat? Tentu tidak.

Lebih parahnya lagi kalau kita menerapkan pola kerja seperti ini kepada klien dan bawahan. Besar kemungkinan mereka akan jengah dan kesal kalau kita membalas email, bahkan mengirimkan teks soal kerjaan pada hari libur.

Coba berikan waktu istirahat untuk badan dan otak Anda sehingga bebas dari pekerjaan. Kalau memang tidak ada pekerjaan yang darurat harus diselesaikan, nikmati dulu waktu akhir pekan atau liburan Anda. Dengan begitu, Anda pun bisa kembali bekerja lebih produktif.

3. Tidak punya waktu untuk melakukan hobi
Kembali lagi ke masalah tidak bisa membedakan waktu dan hari. Kalau seluruh waktu Anda dihabiskan untuk bekerja, kapan mau melakukan hobi dan berekreasi?

Menyediakan sedikit waktu untuk melakukan hobi itu penting. Meskipun kebanyakan hobi itu memakan biaya, tapi manfaatnya akan kita rasakan kemudian. Pikiran Anda pasti akan lebih segar, dan produktivitas pun meningkat.

3 dari 3 halaman

4. Tidak pernah menghabiskan quality time dengan teman dan keluarga

Tidak ada manusia di dunia ini yang sanggup hidup seorang diri. Ada teman, sahabat, keluarga, pacar, dan lainnya yang jadi pelengkap serta penyemangat hidup.

Saat kita lebih sering menghabiskan waktu untuk bekerja dibandingkan quality time dengan orang-orang tersayang, Anda perlu waspada.

Siapa nanti yang akan membantu kita di saat kita sedang kesusahan? Atau yang merawat kita ketika sakit? Makanya, jangan pernah berpikir bahwa menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga itu tidak penting atau hanya membuang waktu.

5. Tidak pernah mengambil cuti tahunan
Setiap pekerja punya kewajiban, tapi juga punya hak. Salah satunya adalah hak cuti. Saat sedang ada urusan penting atau merasa lelah dan penat dengan pekerjaan, gunakan hak cuti itu untuk rehat sejenak.

Kewajiban dan hak itu juga harus dilakukan berimbang. Jangan hanya menuntut hak dibanding kewajiban dan sebaliknya, jangan cuma fokus dengan kewajiban sampai hak tidak digunakan. Rugi!

6. Tidur tidak tenang karena memikirkan pekerjaan
Setiap sudah di rumah, sudah mandi, makan, dan bersiap tidur, yang terbayang-bayang di benak hanyalah pekerjaan.

Terpikir akan kerjaan, apalagi yang sudah mendekati deadline atau harus segera diselesaikan sebenarnya wajar. Tapi, kalau mau tidur setiap malam hanya memikirkan soal kerjaan, ini baru gawat.

7. Membawa laptop ke mana pun

Zaman memang makin modern, dan kerja pun makin mudah dilakukan di mana saja dengan perangkat laptop plus wifi. Tapi bukan berarti pergi ke mana-mana membawa laptop untuk kerja. Kalau Anda merasa sering melakukan ini, maka tingkat gila kerja Anda sepertinya sudah masuk ke level yang mengkhawatirkan.

Coba mulai kurangi hal ini. Niatkan diri untuk tidak membawa dan membuka laptop saat jam kerja sudah berakhir. Nikmati momen santai dan berkumpul dengan keluarga serta sahabat tanpa dibayangi oleh pekerjaan.

Punya rasa tanggung jawab dan komitmen tinggi terhadap profesi dan jenjang karier memang bagus, itu artinya kita serius serta bisa diandalkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.