Sukses

Apa yang Dilakukan Hotel jika Menemukan Sabun Mandi Tak Habis Dipakai?

Sabun hotel yang tak habis dipakai tamu itu, ternyata...

Liputan6.com, Orlando - Apabila Anda menginap di sebuah hotel, pasti mereka menyediakan seperangkat alat mandi lengkap: sabun cair, sabun batang, sampo, odol, sikat gigi, penutup kepala (shower cap), plastik pembalut, dan sebagainya.

Selama tiga hari menginap dan Anda sesekali keluar hotel untuk melakukan aktivitas lain, Anda pasti meminta petugas hotel untuk membersihkan kamar. Saat kembali, Anda mendapati kamar Anda sudah bersih dan rapi, begitu pula kamar mandi. Seluruh alat mandi pun diganti dengan yang baru.

Akan tetapi, tahukah Anda bahwa sabun dan sampo hotel yang tak habis dipakai ternyata dibawa ke Clean the World, sebuah perusahaan berbasis di Orlando, Amerika Serikat, yang mendaur ulang sabun untuk membuat sabun baru.

Sabun yang disediakan hotel tidak pernah dibuang di tempat pembuangan akhir. Tujuannya adalah untuk mendukung pelestarian lingkungan setempat.

Banyak hotel yang rela membayar Clean the World untuk mengambil sabun yang tidak terpakai, harganya US$ 50 per kamar dan per bulan, menurut Thrillist, seperti dikutip dari TIME, Senin (12/3/2018).

Mereka juga bermitra dengan perusahaan kosmetik seperti Unilever untuk menerima sabun pengganti.

Begitu sabun bekas itu tiba di salah satu gudang Clean the World -- yang ada di India, Las Vegas, Hong Kong, Orlando, dan Montreal -- sabun itu lalu dilelehkan dan direformasi menjadi sabun baru.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Disumbangkan

Sabun baru ini kemudian dikemas dan dikirim ke badan amal, seperti Palang Merah (Red Cross), dan LSM lainnya di seluruh dunia.

Peran dari Clean the World sangatlah penting dalam proses daur ulang, di samping sektor bisnis mereka.

Pada tahun 2016, Clean the World menghasilkan lebih dari 7 juta sabun dan 400.000 peralatan kebersihan. Dari jumlah tersebut, 500.000 sabun disumbangkan untuk membantu korban Badai Matius di Haiti dan Bahama.

Perusahaan ini juga mengelola sampo, sabun batang, dan kondisioner bekas. Semua benda tersebut akan diperiksa terlebih dahulu dan menjalani pemeriksaan ketat, sebelum akhirnya diproduksi kembali.

Kriterianya: botol harus terisi 3/4 cairan sampo atau kondisioner, jenis botol merupakan yang bisa didaur ulang, dan dimasukkan dalam tempat yang higienis -- termasuk sikat gigi, pasta gigi dan pembersih tangan -- sebelum didistribusikan ke tempat penampungan tunawisma di seluruh dunia.

Apakah prosedur serupa dilakukan hotel di Indonesia?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.