Sukses

Macet Berbahaya Bagi Jantung Manusia, Ini Penjelasannya

Deru klakson kendaraan menimbulkan polusi udara dan memicu penyakit jantung. Terlebih saat kondisi jalan macet. Begini penjelasan ilmiahnya...

Liputan6.com, Jakarta - Bagi Anda yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, suara deru kendaraan sudah menjadi makanan sehari-hari telinga. Terlebih ketika macet melanda Ibu Kota, bising klakson kendaraan terdengar dari berbagai sudut jalanan.

Padahal menurut para ahli, polusi suara seperti itu bisa mengancam kesehatan jantung manusia. Risiko penyakit jantung yang timbul seperti misal penyakit arteri koroner, hipertensi dan gagal jantung.

Penulis studi tersebut, yang meneliti hubungan antara polusi suara dan penyakit jantung, mengatakan bahwa kombinasi antara macet, klakson dan suara bising tidak hanya mengganggu aktivitas tidur kita, namun juga bisa memicu stres dan meningkatkan kadar hormon yang dapat merusak jantung.

"Fakta membuktikan, kebisingan bisa membuat Anda sakit dan salah satu penyakit yang paling menonjol adalah penyakit kardiovaskular," ungkap penulis utama studi itu, Thomas Munzel dalam sebuah wawancara telepon dengan The Washington Post, seperti dilansir Science Alert, Minggu 11 Februari 2018.

Munzel yang bekerja di pusat kardiologi University Medical Center of the Johannes Gutenberg University Mainz menjelaskan kepada ABC News, polusi suara -- atau kebisingan lingkungan yang tidak diinginkan -- merupakan salah satu faktor utama risiko penyakit jantung.

Mereka yang terus menerus terpapar polusi suara, kadar hormon stresnya lebih tinggi daripada mereka yang tinggal di pinggir kota atau pedesaan. Stres memicu gangguan komunikasi di siang hari dan kesulitan tidur di malam hari.

Münzel menambahkan, polusi suara dapat meningkatkan kolesterol, tekanan darah dan denyut jantung.

"Jika terus berlanjut selama bertahun-tahun, maka Anda berisiko mengidap penyakit arteri koroner, stroke, gagal jantung dan arrhythmia (aritmia)," ujar Münzel.

Ia melanjutkan, polusi suara dalam jangka panjang mungkin bisa berakibat fatal bagi perkembangan kognitif anak, semisal mudah depresi dan cemas berlebih. Untuk itu, ia menyarankan agar para orang tua tak membawa serta anak-anak mereka yang masih kecil saat jam macet tiba.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jangan Sepelekan Polusi Suara

Menurut periset, orang yang tinggal di daerah rawan polusi suara mungkin akan memiliki status sosioekonomi berbeda. Itu artinya, akses untuk mendapatkan perawatan kesehatan dan makanan bergizi akan lebih sulit.

Akan tetapi, kata Steve Kopecky, seorang profesor kedokteran spesialis penyakit kardiovaskular di Mayo Clinic, menyatakan bahwa kebisingan dan pengaruhnya harus ditindaklanjuti.

"Saya pikir, dampak dari polusi suara terhadap tubuh kita adalah sesuatu yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari," ucapnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menekankan kepada semua orang agar tidak menyepelekan polusi suara, sebab ke depannya polusi suara bisa menyebabkan gangguan tidur, penurunan kinerja tubuh, gerakan tubuh yang melamban, hingga gangguan pendengaran.

Menurut Mayo Clinic, ketika seseorang merasa terancam, hipotalamus kita -- daerah kecil di dasar otak -- "menyalakan" sistem alarm tubuh.

Kopecky menganalisa, mungkin seseorang tidak memperhatikan suara bising itu -- seperti mendengar klakson mobil di tengah kemacetan jalan -- tapi secara tak sadar, hormon dalam tubuh kita meningkat dan menyebabkan arteri menyempit. Inilah yang merusak lapisan arteri dan menyebabkan penyakit jantung.

Selain itu, tekanan darah menjadi semakin naik dan membuatnya cenderung menggumpal. Awal mula serangan jantung.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegahnya, terutama saat kita hendak tidur, adalah menggunakan mesin white noise untuk membantu menenggelamkan suara bising tersebut. Konon mesin ini menimbulkan rasa kantuk dan mampu meningkatkan kualitas tidur kita.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.