Sukses

Astronom Temukan Cincin pada Planet Kerdil di Ujung Tata Surya

Para astronom menemukan bahwa planet kerdil misterius yang terletak di ujung tata surya kita, Haumea, ternyata memiliki cincin.

Liputan6.com, Granada - Para astronom telah menemukan hal mengejutkan soal Haumea, sebuah planet kerdil misterius yang terletak di ujung tata surya kita. Planet tersebut ternyata memiliki cincin.

Hingga saat ini, cincin hanya ditemukan di empat planet besar, yakni Yupiter, Saturnus, Urnaus, dan Neptunus.

"Ini adalah kali pertama sebuah cincin ditemukan di sekitar obyek trans-Neptunean (obyek yang lebih jauh dari jarak Neptunus ke Matahari)," ujar peneliti di Institute of Astrophysics of Andalusia (IAA-CSIC), José Luis Ortiz, seperti dikutip dari CNN, Jumat (13/10/2017).

"Hal itu menunjukkan bahwa keberadaan cincin akan menjadi hal yang lebih umum dibanding apa yang dipikirkan sebelumnya, baik di dalam tata surya kita atau di sistem tata surya lain," imbuh Ortiz yang studinya tentang Haumea dipublikasikan di jurnal Nature.

Ortiz mengatakan, terbentuknya cincin tersebut bisa dijelaskan dari sejumlah jawaban.

"Ini bisa saja terjadi akibat bertabrakan dengan obyek lain, atau terhempasnya materi di permukaan planet karena kecepatan rotasi tinggi planet ini," jelas Ortiz.

Sebagai perbandingan, Haumea berotasi setiap empat jam, sementara Bumi memerlukan 24 jam.

Cincin itu bukan ciri khas satu-satunya milik Haumea. Planet kerdil itu juga memiliki bentuk yang tak biasa, yakni memanjang menyerupai bola rugby.

Planet yang memiliki dua bulan itu adalah satu di antara empat planet kerdil yang terletak di sabuk es dan bebatuan di luar Neptunus. Lokasi tersebut berjarak 50 kali lebih jauh dari jarak Matahari ke Bumi.

Pluto, Eris, Makemake, dan Haumea sulit untuk dipelajari karena ukurannya yang kecil, tingkat kecerahannya rendah, dan berjarak sangat jauh.

Dari keempat planet itu, Haumea menjadi yang paling misterius. Atas dasar itu, sebuah kampanye internasional dibentuk untuk mengetahui lebih banyak soal planet tersebut.

Untuk menentukan karakteristik fisik planet kerdil itu, para astronom menggunakan teknik rumit. Mereka mengamati momen saat Haumea melintas di depan sebuah bintang bak gerhana kecil.

"Haumea melintasi sebuah bintang pada 21 Januari 2017," ujar Ortiz.

"Dua belas teleskop dari sepuluh observatorium di Eropa yang berbeda, berkumpul untuk mengamati fenomena ini," imbuh dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini