Sukses

Merinding Dengarkan Lagu, Bisa Jadi Ciri Otak Anda Spesial

Sebuah studi menyebut bahwa seseorang yang merinding saat mendengarkan lagu, memiliki struktur otak yang berbeda.

Liputan6.com, Cambridge - Apakah Anda pernah merinding ketika sedang mendengarkan musik? Atau, apakah pernah merasa leher Anda seperti tercekat saat mendengarkannya?

Ternyata, dua pengalaman itu adalah hal yang sangat langka dan unik.

Seorang sarjana asal Harvard, Matthew Sachs, pada tahun lalu mempelajari individu yang merasakan sensasi tersebut. Studi itu ia lakukan untuk melihat bagaimana hal itu bisa muncul.

Penelitian tersebut mempelajari 20 siswa, di mana 10 di antaranya pernah merinding saat mendengarkan musik sedangkan 10 lainnya tidak.

Dikutip dari Independent, Selasa (5/9/2017), Sachs menemukan bahwa mereka yang memiliki keterikatan emosional dan fisik dengan musik, memiliki struktur otak berbeda dibanding yang tidak.

Penelitian itu menunjukkan, mereka yang mengalami sensasi itu cenderung memiliki volume serabut antara korteks pendengaran dan area pemrosesan emosi yang lebih padat. Hal tersebut berarti, kedua area itu terhubung dengan baik.

"Ide bahwa volume serabut lebih padat dan meningkatnya efisiensi di antara dua wilayah itu berarti, Anda memiliki pemrosesan yang efisien di antara keduanya," ujar Sachs seperti dikutip dari Neuroscience.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hubungan Merinding Saat Mendengarkan Lagu dan Emosi

Sachs menyebut, orang-orang yang merinding saat mendengarkan musik lebih cenderung memiliki emosi yang lebih kuat dan intens.

Sementara itu, sensasi tersebut juga bisa dikaitkan dengan memori yang berhubungan dengan lagu tertentu, yang tak dapat dikontrol di laboratoium.

Meski studi tersebut baru dilakukan dalam ukuran kecil, Sachs saat ini sedang melakukan penelitian lanjutan yang melihat aktivitas otak saat mendengarkan lagu yang memicu reaksi tertentu.

Dengan melakukan penelitian itu, Sachs berharap dapat mempelajari apa penyebab reaksi secara neurologi dan akan dijadikan pengobatan penyakit psikologis.

"Depresi dapat menyebabkan ketidakmampuan seseorang untuk menikmati hal-hal menyenangkan sehari-hari. Anda dapat menggunakan musik dengan seorang terapis untuk mendalami perasaan," ujar Sachs.

 

Saksikan video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.