Sukses

18-4-1983: Intervensi AS di Lebanon Dibalas Bom Bunuh Diri

Serangan bom mobil bunuh diri dipicu oleh intervensi AS dan sejumlah negara Barat dalam Perang Saudara Lebanon.

Liputan6.com, Beirut - Pada 18 April 1983 tragedi tertoreh dalam sejarah Amerika Serikat. Kedutaan AS di Beirut, Lebanon, diguncang bom mobil bunuh diri yang menewaskan 63 orang, termasuk di antaranya 17 warga Amerika.

Korban, kebanyakan merupakan staf kedutaan dan CIA, serta beberapa di antaranya adalah anggota militer AS. Peristiwa itu ditandai sebagai serangan paling mematikan dalam sejarah misi diplomatik AS sekaligus serangan perdana kelompok militan yang menargetkan Negeri Paman Sam.

Serangan bom mobil bunuh diri dipicu oleh intervensi AS dan sejumlah negara Barat dalam Perang Saudara Lebanon.

Bom mobil diledakkan oleh seorang pengebom bunuh diri yang mengendarai sebuah mobil van pengirim barang sekitar pukul 13.00 waktu setempat. Di dalam kendaraan itu terdapat peledak dengan berat mencapai 910 kilogram.

Seperti dilansir Wikipedia, mobil van yang dibeli di Texas, AS, dan dikirim ke Lebanon tersebut memperoleh akses untuk masuk ke kompleks kedutaan dan parkir di bawah sebuah serambi di bagian paling depan gedung. Di sanalah ledakan terjadi.

Ledakan terdengar hingga ke Beirut Barat. Dan para penyelamat bekerja sepanjang waktu untuk mengevakuasi korban, baik mereka yang terluka atau telah kehilangan nyawa.

"Tiba-tiba, jendela hancur. Saya sangat beruntung, karena dapat menutup wajah dengan lengan dan kaus sehingga terlindungi dari pecahan kaca. Saya tidak pernah mendengar ledakan. Sementara yang lainnya mengatakan, itu adalah ledakan paling keras yang pernah mereka dengar. Itu bahkan terdengar dari jarak jauh," ujar Robert S. Dillon, Duta Besar AS untuk Lebanon saat itu.

Presiden AS saat itu Ronald Reagan mengutuk peristiwa tersebut sebagai "aksi keji" dan "pengecut".

"Tindak pidana dalam lingkungan diplomatik tersebut tidak akan menghalangi kita dari tujuan menghadirkan perdamaian di kawasan...," ungkap Presiden Reagan.

Kelompok pro-Iran yang menamakan diri mereka Islamic Jihad Organization mengaku bertanggung jawab atas bom mobil bunuh diri tersebut. Klaim datang melalui sambungan telepon ke sebuah kantor berita.

"Ini adalah bagian dari kampanye revolusi Iran melawan target imperialis di seluruh dunia. Kami akan tetap melancarkan penyerangan terhadap setiap tentara salib di Lebanon, termasuk pasukan internasional," ujar penelepon anonim itu.

Kelompok yang sama sebelumnya juga bertanggung ajwab atas serangan granat yang melukai lima anggota pasukan penjaga perdamaian internasional asal AS. Setelah tragedi tersebut, komplek kedutaan AS dipindahkan ke lokasi yang dianggap lebih aman di Beirut Timur.

Namun pada 20 September 1984, di lokasi barunya, kedubes AS kembali diguncang serangan bom mobil. Aksi teror tersebut menewaskan 20 warga Lebanon dan dua tentara AS.

Dalam peristiwa terpisah, sejarah mencatat 18 April 1956 merupakan hari pernikahan mendiang Raja Monako Rainier III dengan mendiang aktris Amerika Serikat Grace Kelly. Usai menikah, Grace menjadi Princess Grace of Monaco dan pensiun dari dunia hiburan.

Pasangan Rainier dan Grace dikaruniai tiga anak. Pada September 1982, Grace tewas dalam sebuah kecelakaan tragis setelah mobil yang dikemudikannya jatuh ke jurang. Sementara itu Rainier wafat pada tahun 2005 dan keduanya dimakamkan berdampingan.

Sementara itu, momen 18 April 1955 dikenang sebagai hari kematian fisikawan tersohor dunia Albert Enstein. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Princeton, New Jersey, AS.

Pencetus Teori Relativitas itu meninggal dunia pada usia 76 tahun setelah dirawat selama tiga hari karena komplikasi penyakit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini