Sukses

9-4-2003: Kudeta AS & Penghancuran Patung Raksasa Saddam Hussein

Penghancuran patung Saddam Hussein diawali dengan aksi koalisi Sekutu AS menggulingkan kekuasaannya.

Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2003 menjadi masa kehancuran bagi pemimpin Irak, Saddam Hussein yang telah berkuasa selama hampir 24 tahun. Koalisi Sekutu menggempur Irak dan melancarkan aksi kudeta, menggulingkan kekuasaan Hussein.

Dan pada 9 April 2003, patung raksasa Saddam Hussein yang menjadi simbol kekuasaan, dihancurkan.

Sejumlah tank tempur Amerika Serikat turun ke kota Baghdad. Menghancurkan sejumlah simbol kekuasaan Saddam Hussein dengan palu godam. Seorang tentara AS merangsek ke bagian wajah patung raksasa Saddam, dan menutupi wajah patung dengan bendera Amerika Serikat. Namun kemudian bendera AS tersebut diganti dengan bendera Irak.

Sekelompok orang yang menjadi oposisi Saddam berkumpul di sekitar patung raksasa yang sedang ditumbangkan. Mereka kemudian ikut merusak pahatan batu tersebut sambil bernyanyi-nyanyi menggambarkan rasa bahagianya. Bagian kepala patung Saddam lalu diseret di jalan.

Hal serupa terjadi di sejumlah wilayah Irak lain. Patung-patung Sadam Hussein ditumbangkan dan dihancurkan tentara AS dan warga Irak yang meyakini bahwa kudeta terhadap Hussein adalah jalan terbaik.

Petinggi militer AS, Brigjen Vincent Brooks mengatakan, "rakyat Irak kini terbebas dari cengkeraman rezim Saddam Hussein. Satu per satu kita lucuti kekuasaannya." AS dan sekutu akan menarik pasukan setelah situasi Irak kondusif dan terpilihnya pemimpin baru.

Sementara itu, Saddam Hussein ditahan dan akan diadili. 5 November 2006, Hussein divonis hukuman mati oleh Pengadilan Irak karena dinyatakan bersalah dan bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap ratusan warga Syiah.

Semasa menjabat sebagai Presiden dari 1979 sampai 2003, Saddam disebut menciptakan pemerintahan yang otoriter dan berupaya mempertahankan kekuasaannya melalui langkah perang, misalnya Perang Iran-Irak (1980–1988) dan Perang Teluk (1991).

Kedua perang itu menyebabkan penurunan drastis stabilitas negara, kesejahteraan, dan hak asasi manusia warga Irak. Pemerintahan Saddam dinilai menindas gerakan-gerakan yang dianggapnya mengancam, khususnya gerakan yang muncul dari kelompok-kelompok etnis atau keagamaan yang memperjuangan kemerdekaan atau pemerintahan otonom.

Pada waktu yang bersamaan, Saddam juga dianggap sebagian kalangan sebagai pahlawan yang terkenal di antara banyak bangsa Arab karena berani menantang Israel dan Amerika Serikat. Sementara, sebagian pihak internasional tetap melihat Saddam sebagai sebuah ancaman, terutama setelah Perang Teluk 1991.

Saddam pada akhirnya dieksekusi gantung pada 30 Desember 2006, tepat pada hari raya Idul Adha. Hingga saat ini, eksekusi Saddam masih menyisakan misteri.

Berdasarkan sejumlah rekaman video, eksekusi terhadap Saddam tidak dilakukan dengan benar. Dari video terlihat ada lubang tidak wajar di leher Saddam Hussein.

Sejarah lain mencatat pada 9 April 1999, Presiden Niger Ibrahim Baré Maïnassara dibunuh dalam upaya kudeta. Pada 9 April 2001, Presiden Abdurrahman Wahid menjadikan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur fakultatif di Indonesia (Keppres nomor 19 tahun 2001).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini