Sukses

Malarrangeng: Kecelakaan di Jagorawi Bukan Kesalahan Pengawal Presiden

Jubir Kepresidenan Andi Malarrangeng mengatakan, petugas pengawal presiden sudah bekerja sesuai prosedur tetap dengan menghentikan kendaraan 15 menit sebelum presiden lewat. Satu korban tewas dikenali.

Liputan6.com, Jakarta: Sekretariat Negara membantah kecelakaan yang menewaskan lima orang di Tol Jagorawi, dekat pintu Tol Cibubur, Jakarta Timur, disebabkan oleh pasukan pengamanan presiden yang menghentikan kendaraan secara mendadak. Menurut Juru Bicara Kepresidenan Andi Malarrangeng, petugas pengawal sudah bekerja sesuai prosedur tetap dengan menghentikan kendaraan 15 menit sebelum presiden lewat. Demikian dikemukakan Andi dalam menggelar konferensi pers beberapa jam setelah kecelakaan, Rabu (17/11) [baca: Tabrakan di Tol Jagorawi Menewaskan Lima Orang].

Alasan yang sama juga dikemukakan Komisaris Polisi Herry Ardianto yang menjadi sweeper atau kendaraannya paling depan dari rombongan mobil presiden. Menurut Herry, pihaknya sudah melaksanakan prosedur tetap. Meski tak melihat kejadiannya langsung, Herry yakin anak buahnya sudah menutup jalan mengingat mobil sudah banyak.

Berbeda dengan Andi dan Herry, sejumlah saksi mata justru menyebutkan petugas menghentikan kendaraan yang melaju kencang di jalan yang sepi dengan tiba-tiba. Tak heran, sejumlah kendaraan mengerem mendadak. Akibatnya bus yang berada paling belakang dan tengah melaju dalam kecepatan tinggi langsung menabrak kendaraan di depan yang berhenti mendadak. "Yang pasti patroli berhenti sembarangan," ujar salah seorang saksi.

Sejauh ini, dari lima korban tewas, baru seorang yang diketahui identitasnya. Korban itu adalah Hidayat, 40 tahun, warga Jalan Babakan RT 04/RW 03, Cilebut Barat, Sukaraja, Bogor, Jawa Barat. Hidayat diketahui sebagai kernet mobil pick up, salah satu kendaraan yang menjadi korban tabrakan beruntun. Sementara keempat korban tewas lainnya terdiri dari dua anak dan dua wanita dewasa. Anak-anak diperkirakan berumur antara delapan hingga sepuluh tahun. Sedangkan dua korban lainnya sekitar 35 dan 40 tahun.

Dari informasi yang dihimpun SCTV, empat korban tewas terakhir yang kini berada di ruang jenazah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, berasal dari mobil angkutan kota dan kemungkinan berasal dari satu keluarga. Hingga siang ini, belum ada keluarga korban yang mengambil jenazah yang umumnya mengalami luka di bagian kepala.

Selain korban tewas, kecelakaan ini juga mengakibatkan korban luka-luka yang mencapai sepuluh orang. Dari sepuluh korban luka-luka yang kini dirawat di Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia, enam di antaranya berasal dari satu keluarga. Rencananya, keluarga yang menyewa angkot ini hendak berlibur ke Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan. Keenam orang itu adalah, Dicky, 9 tahun, Agus (28), Sinta (8), Santi (8), Kolifah (30), dan Nurdin. Dicky menderita patah tangan dan kaki serta kulit kepalanya robek.(ORS/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.