Sukses

Juru Kampanye PDIP Menghina Parpol Lain

Sabam Sirait menghina kinerja pemerintahan masa silam saat berkampanye di hadapan ribuan massa PDIP di Medan, Sumut. Panggung kampanye PDIP yang dihadiri Megawati Sukarnoputri di Palembang, Sumbar, ambruk.

Liputan6.com, Medan: Kampanye pemilihan umum hari ketiga di Medan, Sumatra Utara, berlangsung meriah, Sabtu (13/3). Sayangnya, kampanye masih diwarnai berbagai pelanggaran. Juru kampanye nasional Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Sabam Sirait membeberkan keburukan kinerja pemerintahan era Soeharto saat berpidato di hadapan ribuan massa. "Pemerintahan Habibie, Gus Dur, dan Megawati ditinggalkan utang oleh Soeharto Rp 1.500 triliun. Ibu Mega sudah membayar utang itu Rp 300 triliun," kata Sabam bersemangat.

Pernyataan Sabam ini jelas melanggar Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kampanye. Pernyataan Sabam bisa menjadi cerminan ketakutan Partai Banteng Bulat menghadapi Partai Golongan Karya. Pada Pemilu 1999, kedua partai ini memang bersaing ketat. Partai pimpinan Megawati Sukarnoputri ini tak mau kehilangan pendukung dengan kehadiran partai-partai baru. Partai Keadilan Sejahtera misalnya mampu mengerahkan ribuan pendukung. Suara PDIP juga bakal direbut Partai Pelopor yang diketuai Rachmawati Sukarnoputri. Rencananya, saudara kandung Megawati itu akan tampil berkampanye di Medan.

Sementara insiden terjadi saat Ketua Umum PDIP Megawati berkampanye di Stadion Bumi Sriwijaya, Palembang, Sumatra Selatan. Panggung bagian kanan berukuran 6x4 meter yang diperuntukkan untuk calon anggota legislatif tiba-tiba ambruk. Akibatnya, banyak kader PDIP dibawa ke rumah sakit karena cedera. Megawati juga dilaporkan melanggar ketentuan karena melebihi batas waktu kampanye yaitu 15 menit lebih lama.

Di Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) meraih simpati dengan mendatangi langsung rumah warga. Cara ini disambut baik masyarakat. Mereka menilai, langkah ini lebih tepat sasaran dan tidak membutuhkan biaya besar serta aman karena tidak mengerahkan massa.

Di Yogyakarta, giliran Partai Demokrat, Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI), serta PKPI berkampanye. PPDI berkampanye dengan mengasapi rumah warga Sleman, Yogyakarta, untuk memberantas nyamuk aedes aegypti, penyebab demam berdarah. Dua partai lainnya berkampanye dengan cara konvensional seperti menggelar rapat umum dan pawai simpatik. Kampanye di Yogyakarta secara umum berlangsung tertib dan lengang.

Kondisi sebaliknya terjadi saat PDIP berkampanye di Solo, Sukoharjo, dan Boyolali. Di ketiga kota itu, PDIP menghadirkan jurkamnas Taufik Kiemas dan Cahyo Kumolo. Keduanya mengangkat isu pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme, dan masalah lain yang populer.(ZAQ/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.