Sukses

Akbar Naik Andong, Megawati Bergoyang

Kedatangan ketua umum Partai Golkar di Stadion Gajayana, Malang, Jatim, disambut sekitar 2.000 simpatisan. Di Yogyakarta, pawai simpatik PPP diwarnai pembacokan oleh kader partai berlambang Kabah.

Liputan6.com, Malang: Para ketua umum partai politik peserta Pemilihan Umum 2004 berkampanye di sejumlah daerah di Tanah Air. Untuk merebut hati masyarakat, berbagai cara dilakukan para elite politik tersebut. Akbar Tandjung, misalnya. Ketua Umum Partai Golongan Karya itu tampil sebagai juru kampanye nasional di Lapangan Parkir Stadion Gajayana, Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (12/3). Akbar yang datang bersama istrinya, Krisnina Maharani, menaiki andong yang berbalut warna kuning khas Golkar, saat menuju lokasi kampanye.

Dalam orasinya, Akbar menyoroti kondisi bangsa yang dinilainya tidak lebih baik dibanding lima atau sepuluh tahun silam. Ketua DPR itu menyebutkan, lonjakan angka penggangguran dan warga miskin menjadi bukti kemunduran Indonesia. Kampanye yang dihadiri seluruh pengurus Dewan Pimpinan Daerah Golkar Jatim dan DPD Golkar Malang ini diakhiri dengan pergelaran musik dangdut.

Perjalanan ke Malang merupakan rangkaian kampanye Akbar untuk meraih suara dalam Pemilihan Umum 2004. Kemarin, Akbar dan Surya Paloh, dua anggota Konvensi Capres Partai Golongan Karya memulai kampanye di Lapangan Awal Bros, Pekanbaru, Riau [baca: Akbar dan Surya Paloh Berkampanye di Pekanbaru]. Akbar tampil paling awal dan berpidato selama setengah jam lebih. Surya Paloh menyusul sebagai juru kampanye kedua dari Partai Beringin.

Lain lagi dengan yang dilakukan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Sukarnoputri. Dengan sedikit bergoyang, Presiden Megawati bernyanyi di depan ribuan kader banteng gendut di Gianyar, Bali. "Bulat bulat, bulat pasti bundar. Bulat bulat bulat bundar. Bundar bundar bulat, PDI Perjuangan," lantun Megawati, sambil mengajak massanya bernyanyi bersama.

Menjelang digelarnya kampanye PDIP di Lapangan Astina, Gianyar, beberapa ruas jalan utama menuju Karangasem dan Denpasar ditutup sejak pagi. Kebijakan ini untuk menghindari bertemunya simpatisan PDIP dengan rombongan simpatisan PNI Marhaenisme yang dalam waktu bersamaan berkampanye di Klungkung. Namun akibat pengalihan ini, kemacetan justru terjadi di jalur alternatif. Sementara itu, kegiatan belajar mengajar di lima sekolah yang berada di Gianyar ditiadakan. Para siswa sempat datang ke sekolah sebelum dipulangkan oleh guru mereka.

Megawati bersama rombongan datang dengan menggunakan beberapa mobil, yang menurut sekretaris DPD PDIP Bali adalah mobil pribadi beberapa anggota partai. Megawati disambut ribuan simpatisan di serta wakil Bupati Gianyar yang berpakaian dinas [baca: Megawati Tiba di Bali]. Para simpatisan PDIP juga sempat menggelar konvoi kendaraan. Beberapa pelanggaran dilakukan simpatisan PDIP yang berkonvoi, seperti menggunakan kendaraan bak terbuka serta tidak menggunakan helm bagi pengendara roda dua.

Kampanye lebih simpatik dilakukan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Amien Rais. Ketua MPR itu berdialog dengan pedagang dan berbelanja di Pasar Prembaen, Depok, Semarang, Jawa Tengah. Aksi Amien ini mendapat sambutan para pedagang. Sementara Ketua Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra menggelar kampanye di dalam gedung. "Sudah saatnya kita memberi kesempatan pada yang muda untuk memimpin," kata Yusril.

Dari Medan, Sumatra Utara, hanya Partai Buruh Sosial Demokrat yang memobilisasi massa dari delapan partai yang diberi kesempatan berkampanye hari ini. Tujuh parpol lainnya menilai, mobilisasi massa dalam kampanye kali ini kurang efektif. Mereka memilih lebih mendekati masyarakat melalui tatap muka atau dengan memberikan sembilan kebutuhan pokok di sejumlah daerah pemilihan yang dianggap potensial menghasilkan suara. PNI Marhaenisme, misalnya. Partai pimpinan Sukmawati Soekarnoputri ini menemui warga di sejumlah partai anak cabang.

Di wilayah ini, PDIP menurunkan juru kampanye nasional Guruh Soekarnoputra ke Pematang Siantar. Dalam orasinya, Guruh menegaskan bahwa PDIP tetap akan memperhatikan nasib wong cilik. Pada Pemilu 1999, di Sumut, PDIP memperoleh sekitar 40 persen suara.

Di Yogyakarta, kampanye Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diwarnai insiden pembacokan oleh kader partai berlambang Kabah tersebut. Peristiwa itu terjadi saat massa PPP menggelar pawai. Entah kenapa, tiba-tiba seorang kader PPP marah dan mengeluarkan senjata tajam dan membacokkannya ke arah warga yang memenuhi jalan. Seorang warga terkapar. Insiden lebih buruk berhasil diredam aparat keamanan dengan menahan pelaku. Kampanye PPP dipusatkan di kawasan Kota Madya Yogyakarta dan dihadiri sekitar seribuan simpatisan.(DEN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.