Sukses

Warga Depok Menolak Imunisasi Polio Kedua

Penolakan ibu-ibu rumah tangga disampaikan menyusul berbagai kasus kematian anak balita maupun koma pascaimunisasi polio. Mereka khawatir kondisi kesehatan anaknya akan memburuk setelah menerima vaksinasi.

Liputan6.com, Depok: Sejumlah ibu rumah tangga di Depok, Jawa Barat, menolak imunisasi polio kedua, 28 Juni mendatang. Pernyataan bersama ini disampaikan ibu-ibu rumah tangga, Kamis (9/6), menyusul berbagai kasus kematian anak di bawah usia lima tahun (balita) maupun koma pascaimunisasi polio. Mereka khawatir kondisi kesehatan anaknya akan memburuk setelah menerima vaksinasi.

Program pemerintah untuk mengatasi polio ternyata berbuntut petaka. Sejumlah balita dilaporkan meninggal dunia setelah mendapat vaksin yang semula untuk mencegah polio. Terakhir adalah balita di Kampung Sidamukdi, Depok. Karena itu ibu-ibu setempat mengaku trauma dan khawatir akan kondisi anak mereka yang juga menerima imunisasi polio, 31 Mei silam.

Kekhawatiran ibu-ibu tadi sangat beralasan. Apalagi banyak balita di lingkungannya sakit panas, muntah dan kejang-kejang setelah diimunisasi. Salah satunya adalah Riansyah. Bocah berusia 11 bulan ini masih koma setelah mendapatkan imunisasi polio. Kini, Riansyah masih dirawat intensif di Ruang Perawatan Khusus (ICU) Rumah Sakit Medika, Depok. Riansyah masih tak sadarkan diri dan sudah lebih dari sepekan tidak menangis dan matanya terus terpejam. Menurut dokter Sonny Kusuma, ada indikasi Riansyah menderita radang saraf otak.

Imunisasi polio massal di tiga provinsi yang dilakukan bergelombang pada 31 Mei lalu dan 28 Juni mendatang, adalah upaya pemerintah memerangi virus yang secara sporadis menyerang para balita dan potensial menyebabkan kelumpuhan. Namun pascaimunisasi gelombang pertama, timbul sejumlah kasus. Beberapa bayi menderita sakit bahkan meninggal dunia [baca: Lagi, Satu Balita Meninggal Setelah Diimunisasi Polio].

Kasus ini semula terkuak setelah sejumlah bayi di beberapa daerah terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Keluhannya antara lain diare, kejang-kejang, muntah-muntah dan demam tinggi. Bahkan beberapa bayi dilaporkan meninggal dunia. Orang tua mereka mengaku, anaknya mengalami gangguan kesehatan setelah mendapatkan tetesan vaksin polio [baca: Kesadaran Otak Reihan Menurun Pascaimunisasi Polio].

Semua kasus tadi memang belum dibuktikan secara medis. Terkait langsung pemberian vaksin polio atau tidak. Namun tak bisa dipungkiri preseden itu akan menimbulkan kekhawatiran para orang tua menjelang imunisasi massal gelombang kedua, akhir bulan ini. Karena itu, sosialisasi kegiatan itu harus menjelaskan berbagai hal yang penting diketahui masyarakat.

Pada gelombang pertama lalu, masyarakat hanya dimotivasi untuk mengimunisasi anak mereka. Tapi pemerintah tak mengingatkan orang tua agar tidak mengimunisasi anak yang tengah sakit atau dalam kondisi-kondisi tertentu yang mungkin menimbulkan ekses negatif pada kesehatan.(DEN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini