Sukses

MotoGP: Rossi dan Mekanik Kerja Keras Perbaiki Elektronik Motor

Elektronik motor satu-satunya masalah yang membuat Rossi sulit bersaing dengan Honda dan Ducati di MotoGP 2018.

Liputan6.com, Lesmo - Valentino Rossi dan tim mekaniknya tak pernah berhenti untuk memperbaiki kekurangan di Yamaha YZR-M1 pada MotoGP 2018. Salah satu masalah yang selalu bikin pusing Rossi yaitu perangkat elektronik.

Rossi masih beruntung dapatkan podium di MotoGP Qatar. Dia bisa lebih kompetitif jika saja tak bermasalah dengan perangkat elektronik. Untuk saat ini, M1 masih kalah dari Honda dan Ducati.Matteo Flamigni selaku mekanik senior Rossi diminta untuk membuat gebrakan pada M1 Yamaha agar memiliki tingkat yang sama dengan RC213V dan Desmosedici GP18.

Flamigni menuturkan, Rossi sebenarnya tidak pernah mengeluh mengenai perangkat elektronik yang menempel pada M1. Pasalnya, sejak bekerja sama dengan The Doctor pada 2004 lalu, dia sudah memberikan penjelasan mengenai kinerja perangkat elektronik tersebut.

"Awal yang sangat bagus antara saya dan Rossi adalah sejak awal, saya menjelaskan segala sesuatu tentang elektronik, bagaimana sistem bekerja, pada parameter apa yang bisa kami ubah," kata Flamigni seperti dikutip dari laman resmi MotoGP, Selasa (27/3/2018).

"Sekarang sangat mudah baginya untuk menjelaskan apa yang diinginkannya dari perangkat lunak. Valentino biasanya langsung mengatakan kepada saya apa yang dia butuhkan untuk menjadi lebih cepat di motor. Dalam setiap sesi pelatihan dia menanyakan banyak hal kepada saya, dia ingin memperbaiki ini, dia ingin memperbaiki rem, dan kontrol traksi," ujar Rossi, menambahkan.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Detail

Flamigni punya penilaian yang bagus saat Rossi melakukan sesi latihan bebas. Dia berusaha menemukan setiap detail yang memungkinkan untuk ditingkatkan, dan Rossi terkadang berbagi pendapat dalam proses ini.

Jika pengamatan Flamigni dan Rossi meleset, maka dapat merusak balapan di akhir pekan. Sebaliknya, bila semuanya berjalan dengan baik, maka ada kemungkinan bagi pembalap untuk naik podium seperti yang terjadi di Qatar.

"Seringkali ada beberapa pilihan, terkadang Anda harus menebak. Itu selalu berubah pada waktu yang tepat, jika Valentino merasakan sesuatu yang berbeda dari tiga atau empat lap pertama, dia tahu bahwa ban belakang memberi jalan atau kondisi berubah, dia mampu mengantisipasinya," kata Flamigni.

"Intinya, menjadi juara bukan hanya soal menggeber motor atau mempertaruhkan risiko keselamatan, tetapi hal utama justru terletak pada perangkat elektronik dan mengenal motor sebagai belahan jiwa," katanya.

3 dari 3 halaman

Masih Misteri

Meski rebut podium di Qatar, Rossi ogah terlalu percaya diri. Dia mengatakan segala hal masih bisa terjadi di MotoGP Argentina yang berlangsung 8 April mendatang.

Rossi mengatakan, tidak mungkin baginya untuk menggunakan setelan mesin yang sama di Argentina. Semua tergantung cuaca dan penggunaan ban.

"Anda tahu, yang baik dan yang buruk adalah bahwa dari satu trek ke yang lain perbedaan keseimbangan antara motor akan hebat lagi tahun ini. Jadi tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di Argentina," ungkap Rossi seperti dikutip dari Tuttomotori, Selasa (27/3/2018).

"Pilihan ban (lunak, menengah atau keras) tidak hanya akan bergantung pada pembalap dan gaya mengemudinya, tetapi terutama pada karakteristik motor. Pilihan yang diambil di Losail adalah bukti nyata: "Dani dan Marc memakai ban depan yang keras karena itu adalah ban terbaik untuk Honda," ujar Rossi. (David Permana)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.