Sukses

BI: Cadangan Devisa US$ 129 Miliar, Tertinggi sejak RI Merdeka

Cadangan devisa tembus Rp 129,4 miliar hingga September 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyatakan, Indonesia memiliki sejumlah indikator ekonomi yang positif pada tahun ini. Selain pertumbuhan ekonomi yang stabil dan inflasi yang terjaga, cadangan devisa Indonesia juga melonjak tajam, bahkan tertinggi sejak merdeka.

Agus mengungkapkan, untuk pertumbuhan ekonomi relatif stabil berada di angka 5 persen dengan tingkat inflasi yang terjaga di bawah 4 persen. Hal ini menjadi salah satu daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

"Indonesia adalah pilihan investasi dunia tertinggi nomor dua dan tiga. Penduduk masih muda usia, porsi terbesar 29 tahun. Ekonomi kita besarnya US$ 1 triliun dolar," ujar dia di Auditorium Mutiara PTIK, Jakarta, Jumat (20/10/2017).

Dia mencatat, d‎ana yang masuk ke Indonesia di 2016 mencapai Rp 130 triliun, hingga Oktober 2017 dana masuk mencapai Rp 130 triliun. Dana-dana ini masuk dalam bentuk investasi di SBN, SBI, pasar modal.

Selain itu, per September 2017, cadangan devisa tembus Rp 129,4 miliar. Angka ini bahkan disebut Agus sebagai yang tertinggi sejak Indonesia merdeka.

"Kemudian capaian lainnya cadangan devisa Indonesia September US$ 129 miliar. Itu memecahkan rekor tertinggi selama merdeka. Di 2009 cadangan devisa kita US$ 40 milar sekarang US$ 120 miliar. Ini menunjukkan kepercayaan dunia pada Indonesia," kata dia.

Agus berharap, ekonomi Indonesia tahun ini bisa tumbuh lebih tinggi lagi. Sebab, pada tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia terbukti mampu mengalahkan pertumbuhan ekonomi negara lain di ASEAN seperti Malaysia yang hanya tumbuh 4,2 persen dan Thailand 3,3 persen.

"Pertumbuhan ekonomi kita relatif lebih tinggi dibanding negara sesama ASEAN," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.