Sukses

Menteri Susi: Saya Dizalimi, Dituduh Bohong

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menuturkan, pihaknya menyampaikan data yang valid terkait stok ikan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti mengaku tengah dizalimi oleh pihak tertentu. Susi menyatakan dirinya dituduh mengungkapkan data-data mengenai stok perikanan di Indonesia yang tidak benar.

Susi Pudjiastuti mengungkapkan, selama menjabat sebagai menteri, dirinya selalu memaparkan‎ data-data berdasarkan kajian dan sumber yang sudah terverifikasi.

"Saya ingin mengkonfirmasi bahwa saya selama kerja KKP tidak pernah membuat statement publik yang datanya bohong‎. Saya ini pejabat publik, disumpah, masak sampaikan data bohong," kata Susi di kantornya, Senin (19/6/2017).

‎Mengenai data stok ikan di Indonesia yang bisa ditangkap yang saat ini sebanyak 12,5 juta ton, Susi mengaku ini adalah data valid yang dikeluarkan langsung oleh Komisi Nasional Pengkaji Sumber Daya Ikan (Kajiskan).

Ia menegaskan, sebagai pejabat publik, dirinya mengaku tidak ada untungnya menyajikan data-data yang tidak akurat ke masyarakat. Justru sebagai menteri, dirinya harus menyajikan data yang transparan demi kemajuan perikanan di Indonesia ke depannya.

Saat ini dia mengaku sudah cukup pusing dihadapkan dengan berbagai persoalan yang menyangkut mengenai perikanan di Indonesia, mulai dari ilegal fishing, pelarangan penggunaan cantrang, dan lain sebagainya.

"Sekarang saja sudah pusing, banyak pekerjaan, malah dituduh bohong. Ini dizalimi namanya, saya dizalimi ini, kejam, tidak punya perasaan," ucap dia.

Seperti diketahui sebelumnya, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Rokhimin Dahuri menyatakan bahwa data mengenai stok ikan di Indonesia yang disampaikan Susi mencapai di atas 12 juta ton dianggap bohong.

‎Dalam tulisannya, Rokhimin mengungkapkan sejumlah alasannya. Pertama, ketika pertama kali dilakukan pengkajian stok ikan laut Indonesia pada 1981, hasilnya memang berupa kisaran, yakni antara 6,5 - 16 juta ton per tahun, bergantung pada luasan area dan jenis-jenis ikan yang disurvei. Karena keterbatasan teknologi dan dana, survei (pengkajian) stok ikan, maka potensi produksi lestari (MSY) ikan laut Indonesia sekitar 6,5 juta ton per tahun. Angka ini berlaku hingga 2013.

Kedua, seiring dengan kemajuan teknologi dan anggaran APBN yang tersedia, pengkajian stok ikan laut Indonesia dengan areal dan jenis ikan yeng disurvei lebih luas dan banyak, maka MSY stok ikan laut Indonesia ketemu sekitar 7,3 - 10 juta ton per tahun. Pada 2014 KKP atas rekomendasi Komisi Pengkajian Stok Ikan Nasional, menetapkan MSY ikan laut sebesar 7,3 juta ton per tahun.

Ketiga, di masa Menteri Kelautan dan Perikanan Susi (dilantik sebagai Menteri pada Oktober 2014), untuk menjustifikasi kebijakan yang keliru (Permen KP No. 56/2014, No. 57/2014, No. 1/2015, No. 2/2015, dan lainnya), pada awal 2016 KKP mengumumkan MSY meningkat jadi 9,93 juta ton per tahun.

Menurut Ketua Komisi Pengkajian Stok Ikan Nasional, Indra Jaya, angka tersebut tidak melalui konsultasi dengan Komisi ini. Bahkan, menurut Indra Jaya, Komisi ini berkali-kali meminta rapat dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, tapi hingga sekarang belum pernah dikabulkan.

Keempat, dalam seminggu terakhir tiba-tiba Menteri Kelautan dan Perikanan kembali menaikkan MSY ikan laut Indonesia jadi 12,5 juta ton per tahun. Untuk menjustifikasi berkat kebijakannya, stok ikan laut meningkat dua kali lipat.

Sebab, menurut undang-undang, yang berhak mengeluarkan data MSY itu adalah Komisi Pengkajian Stok Ikan Nasional (LIPI, beberapa perguruan tinggi ternama, dan Balitbang KKP). (Yas)

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.